Farah Menulis Dari Hati

 "Aku bukan wanita sempurna. Tapi aku sedang belajar menerima semua sisi diriku - termasuk luka, ragu, dan diam yang tak difahami." – Farah Menulis Dari Hati Bebas, Tapi Tenang Aku tak lantang, tapi aku tetap bersuara. Aku tak menjerit, tapi aku didengari. Aku bebas, tapi bukan liar. Aku tenang, tapi tak lemah. Ada satu masa dalam hidupku, aku fikir kebebasan itu mesti lantang. Mesti pergi jauh, lari dari semua. Tapi kini aku sedar, kebebasan sebenar adalah saat aku boleh jadi diri sendiri... dalam diam yang penuh makna. Aku wanita. Aku suka kopi pahit tapi hangat. Aku duduk lama dengan buku dan sunyi. Aku menulis bukan untuk dunia, tapi untuk menenangkan hatiku sendiri. Bila aku tulis, aku tahu... akan ada satu jiwa di luar sana yang berkata, "Aku pun rasa benda yang sama." Ruang Seorang Wanita Ruang itu bukan rumah besar, tapi waktu untuk diri. Ruang itu bukan kata orang, tapi suara hati sendiri. Ruang itu bukan sunyi, tapi kebebasan yang...

 🌸 Aku, Wanita dan Ibu Aku bukan sekadar nama di bilik dapur, Bukan hanya tangan yang menghidang dan membersih, Aku adalah degup sunyi di waktu subuh, Yang bangun sebelum dunia sempat membuka mata. Aku, wanita yang dulunya punya mimpi tinggi, Kini menukar helaian resume dengan helaian lampin, Menukar suara mesyuarat kepada tangis kecil memanggil, Namun jiwaku tetap besar, tetap ingin memberi. Aku, ibu yang senyum walau mata sembab, Yang kuat walau sendi merintih penat, Yang tenang walau dalam hati ributnya deras, Kerana kasih ini tak kenal syarat, tak perlukan balas. Aku wanita, Yang menyulam cinta dalam resipi sederhana, Yang menitip hikmah dalam cerita tidur anak-anak, Yang menyimpan luka dalam doa yang tak putus. Aku ibu, Yang kadangkala rasa hilang, Namun setiap hari memilih untuk tetap ada, Untuk tetap berdiri, walau perlahan, walau sendiri. Dan jika esok dunia lupa siapa aku, Biarlah anak-anakku tahu: Bahawa di rumah yang kecil ini, Ada seorang wanita— Yang mencintai mereka ...